Minggu, 23 Mei 2010

Mou Pergi Disaat di Puncak,


Jakarta - Jose Mourinho belum secara tegas menentukan masa depannya usai membawa Inter Milan merebut treble tahun ini. Akankah ia memutuskan pergi saat masih di puncak kejayaan?

Mourinho membawa Inter memenangi piala ketiganya dengan jadi juara Liga Champions lewat kemenangan 2-0 atas Bayern Munich di Madrid. Titel itu menyusul gelar juara Seri A dan Coppa Italia yang sebelumnya telah disimpan Nerazzurri.

Setelah kemenangan di Madrid, ramai kabar bahwa Mourinho akan meninggalkan Inter. Dalam beberapa pernyataan dan gesturnya, pria Portugal itu mengisyaratkan Real Madrid sebagai pelabuhan berikutnya.

Melihat niatnya untuk pergi yang sudah tidak tertahan, Mourinho memang sebaiknya meninggalkan Inter sekarang juga. Keluar di saat berada di puncak adalah pilihan terbaik.

Mourinho sudah pernah melakukannya saat di FC Porto enam tahun silam. Di akhir musim 2003-04, pria kelahiran 26 Januari 1963 itu meninggalkan O Dragao setelah memberi mereka gelar ganda juara Liga Portugal dan yang paling termasyhur, jawara Liga Champions.

Chelsea lantas jadi persinggahan berikut Mourinho. Dengan menyebut dirinya The Special One di hari pertama ia menangani The Blues, ia lantas menghadiahkan dua gelar juara Liga Inggris kepada mereka.

Namun sayang, Mourinho tidak mengakhiri karirnya di Chelsea dengan bergelimang kejayaan. Ia dipecat; atau dengan bahasa halusnya: menyudahi kerja sama dengan Chelsea.

Sampai sekarang, Mourinho tetap dianggap legenda oleh para pendukung Chelsea. Bagaimanapun, episode ketika ia diminta meninggalkan Stamford Bridge pada September 2007 itu bukanlah episode yang dicatat dengan tinta emas dalam perjalanan karir Mourinho.

Sejak menangani Inter pada musim panas 2008, Mourinho beberapa kali mengalami friksi dengan para pihak di dalam dan luar klub. Pemain, petinggi klub, otoritas Seri A, pelatih dan presiden lawan, hingga media, pernah jadi musuhnya.

Mourinho pun tidak selamanya nyaman duduk di atas kursi allenatore Inter. Beberapa kali rumor berembus kalau ia akan dicopot, meski pada akhirnya tidak terbukti.

Mourinho pasti sudah belajar dari pengalaman kurang menyenangkannya di Chelsea. Ia juga pasti melihat pengalaman orang lain seperti Carlo Ancelotti yang pergi dari AC Milan saat nir gelar tahun lalu, atau Sir Alex Ferguson yang tidak tega meninggalkan Manchester United cuma dengan trofi Piala Liga.

Jadi, mundur saat berada di puncak kelihatannya adalah opsi terbaik buat Mourinho saat ini. Berani, Mourinho?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar