Minggu, 23 Mei 2010

Roda Nasib Pandev


Madrid - Memang hidup itu bagai roda pedati yang terus berputar dan tanyakanlah itu pada Goran Pandev. Siapa sangka Pandev yang nasibnya terkatung-katung di paruh pertama musim ini bisa berakhir dengan tiga gelar di tangan.

Awal musim menjadi momen yang tidak menyenangkan bagi pesepakbola asal Makedonia itu. Bagaimana tidak statusnya sebagai pemain dibekukan oleh Lazio karena berselisih paham dengan presiden klub. Alhasil ia pun harus berada di pinggir lapangan selama hampir setengah tahun.

Di bulan Januari lalu Pandev akhirnya memutuskan kontraknya dan memilih bergabung dengan klub pertamanya di Seri A, Inter Milan, dengan status bebas transfer. Kedatangan Pandev pun sempat dipertanyakan karena saat itu Inter punya Diego Milito, Samuel Eto'o, Mario Balotelli dan Mirko Arnautovic.

Namun Jose Mourinho yakin pilihannya pada Pandev tak akan salah dan itu dibuktikan dengan penampilan sang striker di lapangan. Meski hanya mencetak tiga gol dari 24 penampilannya tapi kehadiran Pandev memberikan banyak alternatif strategi bagi Mourinho.

Sejak adanya Pandev, Mourinho mulai berani memainkan skema 4-2-1-3 yang tak biasa dipakai La Benemata sebelumnya. Dan itu taktik itulah yang akhirnya mengantarkan Inter ke tangga juara di Seri A, Liga Champions dan Coppa Italia.

"Rasanya ini seperti mimpi. Saya sangat senang. Saya harus berterima kasih kepada semuanya karena ketika tiba disini, semua orang menolong saya. Ini adalah kepuasan terbesar untuk memenangi trofi Liga Champions ini setelah terakhir 45 tahun lalu," sahut Pandev usai laga final kontra Bayern Munich yang diakhiri dengan skor 2-0.

"Saya mempunyai periode yang buruk selama enam ketika masih di Lazio. Namun saya bergabung di sini dan saya merasa sangat bahagia," sambungnya lagi.

"Kami bermain sangat baik malam ini dan kami sangat pantas memenanginya karena telah mengalahkan Barcelona serta Chelsea,"tutupnya seperti dilansir Sky Italia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar